Keuntungan Investasi Reksadana

Keuntungan Investasi Reksadana

Apa sebenarnya keuntungan berinvestasi di reksadana? Reksadana adalah wadah yang isinya merupakan uang dari pemodal atau investor  dari kita, yang nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio investasi. Reksadana itu ada 4 jenis yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.

Keuntungan Investasi Reksadana

  • Hemat waktu. Sebagai Investor Anda tidak perlu memiliki banyak waktu untuk memantau investasi reksadana yang Anda miliki
  • Melindungi uang Anda dari inflasi. Jika kita menyimpan uang di bawah bantal, biasanya nilai uang kita semakin turun. Salah satu cara agar nilai uang kita tetap tumbuh tidak tergerus oleh inflasi adalah dengan berinvestasi di reksa dana.
  • Bertransaksi sangatlah mudah, apalagi saat ini semua bisa dilakukan melalui smartphone. Anda bisa  langsung melalui aplikasi investasi reksadana.
  • Reksadana ini transparan, jadi bisa dilihat di mana Anda menginvestasikan produk ini. Semuanya, harganya juga real time, jadi bisa dicek setiap hari
  • Secara umum, berinvestasi di reksadana dapat menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada uang yang disimpan hanya di rekening bank biasa atau deposito berjangka.
  • Jika Anda membutuhkan uang, reksadana juga dapat ditarik kapan saja. Meski lebih baik menahannya lebih lama untuk merasakan peningkatannya.
  • Risiko kerugian relatif rendah karena reksa dana merupakan gabungan dari produk investasi yang berbeda. Jika kinerja perusahaan rendah, portofolio dapat ditutupi oleh kinerja perusahaan lain yang lebih tinggi.
  • Reksadana tidak membutuhkan banyak modal, bahkan Rp 10.000 dapat mulai berinvestasi.
TRANDING:  Aplikasi Saham OJK

Kekurangan  Investasi Reksadana

  • Manfaat reksadana lebih konservatif dibandingkan saham.
  • Jika Anda ingin menjual Reksadana, uang akan diterima dalam waktu sekitar 7 hari kerja. Sesuai regulasi, OJK merupakan otoritas pengawas karena ada proses verifikasi yang harus dilakukan.
  • Potensi kerugian tetap ada karena juga bergantung pada kondisi pasar dan kinerja produk investasi dalam portofolio.