PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mencatatkan sahamnya dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (8 Agustus) pagi ini. Pada transaksi pertama, harga saham Bukalapak langsung naik 24,71% atau 210 poin menjadi Rp 1.060 dari harga penawaran Rp 850.
Jumlah total saham Bukalapak yang terjual hingga pukul 09.05 WIB sebanyak 302,7 miliar. Nilai transaksinya sebesar Rp 320,86 miliar, sebanyak 1.636 kali. Nilai kapitalisasi pasar Bukalapak sebesar Rp 109,25 triliun, jauh lebih tinggi dari nilai semula Rp 86,7 triliun.
Kenaikan harga saham menghasilkan penghentian perdagangan otomatis atau auto rejection. Sesuai aturan bursa, harga saham bisa naik antara Rp 200-5.000 dan maksimal 25% per hari.
Pencatatan awal Bukalapak ini akan menjadi perusahaan ke-28 yang tercatat pada tahun 2021 dan 740 perusahaan yang saat ini tercatat di bursa. Pencatatan saham-saham tersebut juga mencatatkan sejarah sebagai perusahaan unicorn pertama yang tercatat di BEI bahkan di Bursa Asia Tenggara.
Inarno Jagadi, Presiden dan Direktur Bursa Efek Indonesia, mengatakan Bukalapak merupakan emiten yang berpotensi menarik minat investor terbesar. “Tercatat ada sekitar 96.000 investor yang mengikuti penawaran umum saham perseroan,” kata Ennarno dalam sambutannya, Jumat (8/8).
Bursa berharap IPO Bukalapak dapat menginspirasi pemilik dan manajemen perusahaan lain, termasuk perusahaan unicorn lainnya, untuk terus memberikan lapangan pekerjaan yang lebih baik bagi negeri ini. Bursa Efek Indonesia diharapkan menjadi house of growth bagi perkembangan perusahaan di Indonesia,” kata Inarno.
Bukalapak melepas 25,76 miliar unit saham di pasar saham, ini setara dengan 25% dari total saham setelah IPO. Harga IPO yang ditawarkan Bukalapak 850 per saham. Artinya, nilai penawaran umum sebesar Rp 21,9 triliun, merupakan penawaran terbesar sepanjang sejarah bursa domestik.
Dari dana yang diterima dari penawaran, sekitar 66% digunakan untuk mengisi kembali modal kerja. Sementara itu sisanya akan digunakan untuk mengisi modal kerja anak perusahaan: 15% akan dialokasikan untuk PT Buka Mitra Indonesia dan 15% untuk PT Buka Usaha Indonesia.
Anak perusahaan lain yang mendapat alokasi modal kerja adalah PT Buka Investasi Bersama yang mewakili 1% dari dana IPO. Kemudian 1% juga dimiliki oleh PT Buka Pengadaan Indonesia. 1% lainnya untuk Bukalapak Pte. Ltd. 1% lagi untuk PT Five Jack.
Sebagian besar saham Bukalapak dimiliki oleh PT Kreatif Media Karya sebesar 23,93%. Seperti yang Anda ketahui, Creative Media Karya adalah lengan bisnis digital PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
API (Hong Kong) Investment Limited merupakan pemegang saham utama lainnya dengan 13,05% saham. Perusahaan ini adalah bagian dari raksasa e-commerce China Alibaba.